Headlines News :
Home » » Kebebasan beragama konsekuensi negara

Kebebasan beragama konsekuensi negara

Written By Unknown on Rabu, 17 Oktober 2012 | Rabu, Oktober 17, 2012


(WOL Photo)
MEDAN - Pelaksana tugas Gubernur Sumatera Utara (Plt Gubsu)  Gatot Pujo Nugroho, secara resmi telah membuka Forum Pemantapan Wawasan Kebangsaan bagi PNS, Aparat Kesbangpol Kab/Kota, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.

Dalam Acara yang dihadiri Wakil Menteri Agama RI  Nazaruddin Umar, Kakanwil Kenenag Provinsi Sumut itu,  Plt Gubsu mengapresiasi Wakil menteri Agama RI pada acara yang sangat strategis untuk mewujudkan pemantapan wawasan kebangsaan. Dengan membahas kebebasan berekspresi dalam berbagai aliran keagamaan sebagai wujud potensi dalam memperkaya keragaman dan kesatuan bangsa.

"Harapan kami, niscaya apa yang bapak sampaikan pada kesempatan ini akan memberikan pencerahan bagi segenap elemen pemerintah dan masyarakat.Terutama tentang pemahaman bahwa kebebasan beragama adalah sebuah konsekuensi negara bangsa yang menjunjung tinggi kesatuan dalam keberagaman namun tetap berpegang kepada norma-norma dan nilai-nilai luhur bangsa," ujarnya di Medan, hari ini.

Akhir-akhir ini, lanjut Gatot,masih terbayang bagaimana kasus Cikeusik atau Sampang telah memancing perhatian seluruh masyarakat Indonesia. Kasus ini telah membuka mata kita bersama bahwa perbedaan aliran keagamaan ternyata dijadikan sebagai pembenaran untuk maksud memaksakan kepentingan tertentu yang telah dimasuki oleh beragam motif-motif  tertentu dan tidak memiliki relevansi dengan esensi permasalahan itu sendiri.

"Apabila kita menarik benang merah permasalahan ini, pada hakekatnya kondisi tersebut adalah bentuk pengingkaran atas nilai-nilai kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini yang dilakukan oleh warga negara itu sendiri, olah karenanya melalui momentum ini kami mengajak kepada kita bersama untuk bersama-sama merawat kebhinikaan kita walaupun segitu beratnya ancaman, tantangan, gangguan, maupun hambatan yang dihadapi," kata Gatot.

Untuki itu, lanjutnya, marilah masing-masing melakukan refleksi diri terhadap tingkah lagu dan perbuatan kita dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. "Jangan lagi, ada sifat-sifat apatis, skeptis, maupaun in-toleransi, namun mari kita tumbuhkan sifat-sifat kebangsaan, kenegarawan, dan toleransi," ajaknya.

Dengan tema tentang pemahaman atas aliran-aliran keagamaan, Kata Gatot pula, adalah isu yang strategis pada saat ini. "Untuk itu saya menghimbau kiranya pendekatan-pendekatan seperti ini haruslah dapat juga dilaksanakan secara pro-aktif oleh segenap jajaran pemerintah kabupaten/kota se-Sumatara Utara untuk memberikan orientasi dan pemahaman ata aliran-aliran keagamaan bagi masyarakat luas. hal tersebut tidak lain karena melalui forum-forum seperti ini kita akan dapat memberikan kontribusi nyata bagi penguasaan dan pemahaman tentang aliran-aliran keagaman sebagi wujud pemersatu bangsa maupun untuk upaya meredukasi konflik bagi pengikutnya," ujarnya pula.

Di akhir sambutannya, Gatot juga menghimbau kepada segenap elemen yang hadir untuk sama-sama menahan diri dalam bertoleransi dan terus mendukung kebijakan pemerintah provinsi Sumatera Utara untuk mewujudkan kondusifitas sumut yang tentram dan aman.

"Untuk itunmarilah kita sama-sama bekerja dan bekerja sam dengan sungguh-sungguh , semoga sumut senantiasa dalam keadaan kondusif," harapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Forum Pemantapan Wawasan Kebangsaan, Eddy Syofian yang juga kepala Badan Kesbanglinmaspol Provinsi Sumut melaporkan maksud diselengarakannya forum ini adalah terlaksananya program peningkatan komitmen persatuan dan kesatuan nasional serta untuk menghimpun pemikiran, pendapat serta solusi agar munculnya aliran-aliran keagamaan tidak memecah belah bangsa namun malah memperkuat kesatuan kita sebagai bangsa.

"Tujuannya adalah untuk pemetaan keragaman aliran-aliran keagamaan yang ada di indonesia dan sumut khususnya, memahami konflik dan potensi konflik yang muncul dari keragaman aliran-aliran keagamaan, memperolah pemikiran konstruktif agar keragaman aliran-aliran keagamaan itu bisa menjadi potensi memperkuat kesatuan bangsa, mencari bukti-bukti empiris adanya solusi kearifan dalam menyelesaikan konflikmantar keagamaan semakin marak akhir-akhir ini," katanya menjelaskan.

Sementara, lanjut Eddy, narasumber yang akan menjadi pemateria adalah Nazaruddin Umar (Wakil Menteri Agama RI), Ramli Abdul Wahid (MUI Sumut), Phill Ichwan Azhari (PUSSIS Unimed), Jamilin Sirait (Ketua PGI Sumut).  Sementra yang menjadi peserta adalah anggota Kominda Sumut, Ketua Majelis-majelis Agama, Kaban/Kakan Kesbangpol Se-Sumut, Kakandep Kemenag Kab/Kota se-Sumut, Ketua FKUB,FPK, dan FKDM Kab/Kota Se-Sumut dan Ketua MUI Kab/kota Se-Sumut.
Share this post :

Posting Komentar

 
Support :Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BINGKAI SUMUT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger