MEDAN- Tambang Emas Martabe resmi tak beroperasi lagi alias tutup.
Hal ini dipastikan melalui siaran pers yang diterima Sumut Pos. Alasan
pihak PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, penutupan
sementara karena belum tuntasnya masalah pemasangan pipa pembuangan sisa
tambang emas ke Sungai Batangtoru.
“Kami sangat menyesal karena kami harus menghentikan aktivitas
operasional tambang. Ini tentunya sangat berdampak pada persepsi
investor asing terhadap Indonesia, serta pada konsekuensi hilangnya
peluang pertumbuhan sosial dan ekonomi yang bisa dipetik oleh masyarakat
di Tapanuli Selatan, Sumatra Utara dan Indonesia dari kehadiran
investasi tambang terbesar di Sumatra Utara,” ungkap Peter Albert
Presiden Direktur Tambang Emas Martabe, Senin (1/10).
Sebelumnya, pada 19 September lalu pihak PT Agincourt Resources
menginformasikan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara (Pemprovsu) dan
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Selatan (Tapsel), bahwa pipa air
sisa proses ke Sungai Batangtoru harus terpasang selambat-lambatnya
akhir bulan September. Jika tidak, perusahaan terpaksa menghentikan
pabrik pengolahan bijih di Tambang Emas Martabe, yang kemudian berlanjut
pada penghentian kegiatan operasional. Dan, masalah itu belum juga
terpecahkan. Tak pelak, perusahaan tidak punya pilihan selain
menghentikan seluruh operasi tambang dan aktivitas pendukung terkait
secara bertahap.
Humas Tambang Emas Martabe, Katarina Siburian, pun menyatakan tambang
sudah tidak beroperasi selama sepuluh hari terakhir. “Perusahaan tentu
tidak memiliki sumber dana tidak terbatas dan karenanya tentu tidak
dapat terus menanggung biaya tenaga kerja, kegiatan operasional, dan
program-program lain tanpa jalannya tambang. Kami tidak punya pilihan,
selain menyelamatkan setiap dolar yang kami miliki untuk melindungi
perusahaan guna memampukan kami memulai kembali operasi tambang segera
setelah masalah ini diselesaikan,” ujarnya.
Sejatinya, masalah pemasangan pipa dan masalah lain di Tambang Emas
Martabe sudah akan ditangani pihak Pemprovsu. Namun, Forum Koordinasi
Pimpinan Daerah (FKPD) Tapsel malah meminta Pemprovsu, untuk tidak ikut
turun langsung dalam penanganan masalah tambang emas Martabe. Pasalnya,
Pemkab Tapsel beserta FKPD Kabupaten Tapsel yakin permasalahan masih
bisa diatasi dengan pendekatan persuasif. “Kita (Pemprovsu) sudah mau
turun tapi nggak usah. Katanya biar mereka (Tapsel) dulu yang
selesaikan,” terang Kepala Kesbangpol Linmas Provsu, Eddy Sofyan, yang
juga sebagai koordinator tim advance FKPD Sumut.
Mantan Kadiskominfo Sumut ini, menerangkan pihak Polres Tapsel tidak
ingin melakukan upaya paksa hingga bentrok fisik untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Dan pihaknya, masih terus mencoba meyakinkan sebagian
warga yang menolak. Apalagi, sambung Eddy, hanya sebagian kecil warga
yang masih melakukan penolakan.
Dia pun merasa yakin, itu semua karena masih ada provokasi dari oknum
LSM di sana. Penolakan tersebut dipastikannya tidak murni dari warga
secara keseluruhan. Ada beberapa orang yang dianggap terus mencoba
memperkeruh keadaan. Padahal dari aspek hukum dan legalitas perusahaan
semua telah terpenuhi.
“Tidak murni itu. Karena ada kelompok-kelompok LSM yang mencoba
mempengaruhi dan satu dua memprovokasi ibu-ibu di situ,” ungkap Eddy.
Dikatakannya, pihaknya sudah mengetahui hingga saat ini separuh pegawai
perusahaan yang sebagian adalah putera daerah telah dirumahkan akibat
tidak bisa operasional.
Untuk itu, diharapkan penyelesaiannya bisa cepat dilakukan. Karena
ini merupakan proyek nasional yang melibatkan investor luar negeri.
Di sisi lain, penutupan sementara Tambang Emas Martabe dianggap ekonom
USU, Jhon Tafbu Ritonga, secara tidak langsung akan memberikan dampak
terhadap dunia investasi Sumatera Utara. “Kalau untuk sementara paling
berdampak pada perekonomian masyarakat setempat. Tetapi kalau permanen
Indonesia akan kena pinalti. Dengan kata lain, ini bukan masalah Tapsel
dan Sumut, melainkan Indonesia,” ungkapnya.
Walau saat ini masih pemberhentian sementara, kalau masalah tidak
diselesaikan juga, akan membuat persuhaan tambang ini mengambil
keputusan untuk berhenti operasional selamanya. Dan ini yang akan
menjadi momok menakutkan, mengingat nama baik Sumut dalam bidang
investasi menjadi jaminannya. “Semoga pemerintah kita bijak. Jangan
sampai segelintir orang bisa mempermainkan nasib negara. Kan sudah ada
kontrak karya oleh presiden, sudah ada izin plt Gubsu dan Bupati Tapsel,
sudah ada kontrak bisnis dengan BUMN Aneka Tambang (Antam), dan
sebagainya,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut,
Hervian Taher menyatakan polemik yang dihadapi saat ini seutuhnya belum
memberikan dampak pada dunia investasi di Sumut. Karena penghentian
operasional ini masih bersifat sementara. “Kalau keputusannya pasti
tutup, baru sangat berdampak pada dunia investasi di Sumut. Bahkan, bisa
dikatakan nama baik Sumut akan tercemar,” lanjutnya.
Hervian menyatakan bahwa masalah yang saat ini sedang dihadapi oleh
Pemprovsu, Pemkab Tapsel, dan perusahaan pengelolah hanyalah masalah
tekhnis. “Saat ini yang harus dilakukan pemerintah adalah negosiasi dan
menyelesaikan masalah tekhnis. Tapi, untuk menyelesaikan masalah
tersebut jangan digabung ya. Kalau digabung bukan menyelesaikan masalah,
melainkan menambah masalah,” ungkapnya.
Dari Jakarta, gonjang-ganjing Tambang Emas Martabe membuat Komisi VII
DPR RI gerah. Melalui ketuanya, Sutan Bathoegana, pihak yang
‘bermasalah’ akan segra dipanggil. “Jadi untuk itu saya pikir Komisi VII
DPR RI dalam waktu dekat akan segera memanggil pihak-pihak yang
terkait,” ungkapnya kemarin.
Namun, Sutan belum dapat memastikan waktu pemanggilan tersebut.
“Menurut saya lebih cepat akan lebih baik. Supaya mantap barang itu,”
tambahnya.
Sutan sebenarnya merasa heran karena masalah-masalah di lapangan masih
belum dapat diselesaikan. Padahal saat dia beberapa waktu lalu turun ke
lokasi, telah ditemukan solusi bagi penyelesaian. Bahwa perusahaan yang
terletak di Desa Aek Pining, Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan
(Tapsel) ini dapat segera beroperasi. Namun dengan catatan, terkait
penanganan limbah nantinya akan melewati uji baku mutu. Di mana tim
pengawas berdiri secara independen dan akan dipimpin oleh Dinas
Lingkungan Hidup Pemprovsu. “Jadi kemarin itu sudah ditemukan
solusinya,” pungkasnya.
Home »
» Tambang Emas Martabe Tutup
Posting Komentar