MedanBisnis – Medan. Proyek gas
LNG Belawan-Arun Aceh untuk memenuhi pasokan gas di Sumatera Utara
(Sumut) dan Aceh, masih menunggu kepastian dari pemerintah pusat. Sebab,
proyek tersebut merupakan milik pemerintah.
"Kita masih menunggu, karena yang
memberi gas itu nanti adalah pemerintah. Bukan Arun ataupun Belawan,"
ujar GM PGN SBU Wilayah III, Mugiono,kepada MedanBisnis, Selasa (26/3).Memang, menurut Mugi, pihaknya berharap bisa bersinergi dengan Pertamina dalam proyek pasokan gas Arun-Aceh ke Sumut, karena pasokan gas PGN terus menurun dan saat ini hanya bersisa 9 million metric cubic feet per day (MMSCFD) dari kebutuhan sebanyak 20 mmscfd baik untuk industri, rumah tangga dan komersil. "Pertamina atau PGN melakukan tugas yang diberikan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan gas Sumut dan Aceh," jelasnya.
Saat ini, lanjutnya, dinyatakan kalau PT Arun kekurangan gas, itu menjadi masalah yang berbeda dengan proyek gas Belawan-Arun. Karena gas untuk Arun hanya memenuhi kebutuhan sekitar Arun saja, sedangkan untuk proyek gas Belawan-Arun pemerintah yang mengatur pasokannya. "Kalau dinyatakan sekarang Aceh saja kekurangan gas bagaimana mau lagi memenuhi kebutuhan Sumut, itu berbeda halnya dan tidak nyambung dengan rencana proyek Belawan-Arun. Jangan dikaitkan karena ini tugas pemerintah, kalau sekarang yang gas Aceh untuk di Aceh saja," tegasnya.
Untuk proyek gas LNG Belawan-Arun ini, jelas Mugiono sesuai surat dari Menteri BUMN Dahlan Iskhan pada 19 Maret 2012 yang antara lain item-nya tentang pemindahan FSRU Belawan ke Lampung, Pertamina ditugaskan untuk merevitalisasi Arun dan Gas LNG Arun-Belawan. Lalu sembari menunggu penyelesaian Arun tersebut Pertamina disuruh mencari pasokan gas di Sumut. "Nantinya pemenuhan pasokan untuk Aceh dan Sumut itu, pemerintah yang memberikan. Alokasi itu nantinya untuk industri, pembangkit listrik, pupuk dan kebutuhan lainnya," ungkap Mugiono.
Sedangkan kepastian proyek gas LNG tersebut, Mugi menyatakan, tidak mengetahuinya karena PGN hanya bertugas mendistribusikan gas ke hulu, sedangkan hilirnya menjadi tanggung jawab Pertamina.
Sementara untuk persiapan PT PGN sendiri, diungkapkan Mugi, sudah siap dengan segala fasilitas seperti pipa untuk menyalurkan gas ke industri. Dimana ada sekitar 30 kilometer pipa dari Wampu ke Belawan yang sudah siap digunakan.
Jamin Pasokan Gas
Kabag Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Elan Biantoro,menjamin pasokan gas untuk pelaku industri di Sumatera Utara maupun Aceh setelah alih fungsi Arun di Lhokseumawe Aceh menjadi terminal gas (regasitifikasi), yakni perubahan liquefied natural gas (LNG) menjadi gas.
"Sekarang sedang dilakukan perubahan terhadap kilang-kilang LNG menjadi kilang gas dan pihak Pertamina sedang melakukan proses pipanisasi antara Aceh ke Sumut, sehingga jika proyek tersebut selesai pelaku industri baik di Sumut maupun Aceh tidak perlu khawatir terhadap pasokan gas, karena terminal gas Arun akan mendapat pasokan dari terminal Tangguh dan Bontang dan sumber-sumber gas lainnya," ungkap Elan.
Selama ini diakui Elan Biantoro, pasokan gas sedikit tersendat baik di Sumut maupun Aceh diakibatkan sarana pasokan masih terkendala, terutama instalasi pipa. "Oleh karena itu, sekarang pihak Pertamina sedang melakukan proses pembangunan pipanisasi antara Aceh hingga Sumut, hanya saja kapan proses pembangunan itu yang lebih tahu adalah pihak Pertamina," ucapnya.
Terkait semakin menipisnya gas di Aceh, dia mengakui, memang saat ini gas di Aceh tidak lagi ekonomis, sehingga pihak ExxonMobil tidak lagi melakukan eksplorasi gas di Aceh. Di sisi lain, katanya, pihak SKK Migas berharap proyek alihfungsi Arun menjadi terminal gas bisa secepatnya selesai, untuk memudahkan industri baik di Sumut dan Aceh mendapat pasokan gas dengan lancar.
Dia mengakui akibat penurunan gas di Aceh, kegiatan hilir seperti PT Arun juga semakin berkurang. "Bayangkan, dari enam train yang berfungsi sekarang tinggal satu setengah train saja, produksi gas menurun jauh, hal ini juga menjadi kendala tersendiri untuk memenuhi suplai gas ke PIM, untuk memenuhi itu terpaksa dilakukan swap dari blok Tangguh, untuk memenuhi kontrak dengan buyer asing, sedangkan untuk kebutuhan lokal seperti PIM dipasok oleh Arun," katanya. (yuni naibaho/sugito tassan)
Posting Komentar