(WOL Photo/Ega Ibra)
MEDAN
– Curahan abu vulkanik Gunung Sinabung di Tanah Karo Sumatera Utara
lebih kurang 80 Km dari Medan menyiram Kota Medan sepanjang hari ini.
‘Siraman’ abu vulkanik Gunung Sinabung terjadi sejak sekira pukul 08.00 WIB, hari ini.
Berdasarkan pantauan Waspada Online, abu
tersebut hampir merata menyiram Kota Medan dan secara kasat mata tidak
terlihat karena abu vulanik Sinabung kali ini sangat halus.
Dibanding
siraman abu Sinabung yang terjadi pada 23 Desember 2013 lalu yang juga
terpapar di Medan, abu vulkanik Sinabung kali ini berwarna putih dan
sangat halus dan nyaris tak terlihat mata. Menurut Roy Bangun warga
Marindal, hari ini abu vulkanik Sinabung mirip ‘ketombe’ karena sangat
halus. “Ya bang mirip ketombe abunya lain dari abu sebelumnya jelang
Natal lalu yang sangat kasar dan nampak secara kasat mata,” ujar Roy.
Hal
senada juga diutarakan seorang fotografer salah satu media online di
Medan. Dia mengakui, sulit untuk merekam abu kali ini karena sangat
halus yang berbeda dengan sebelumnya.
Walaupun belum mengganggu
penglihatan dan menggangu jarak pandang, namun para pengendara motor di
Kota Medan mengeluhkan abu vulkanik Sinabung karena membuat perih mata
dan mengganggu pernafasan.
“Sangking halusnya mata kita yang
perih bang karena sangat halus kali dan memang belum menggangu jarak
pandang,” ujar Ega Ibra yang juga mahasiswa dari salah satu PTS di
Medan, hari ini.
Tampak juga di sejumlah kawasan di perempatan
Kota Medan sejumlah sukarelawan membagiu-bagikan masker bagi pengendara
sepeda motor.
Sebelumnya abu vulkanik Sinabung pernah menerpa
Medan pada akhir Desember 2013 yang sempat menanggu jarak pandang dan
sejumlah penerbangan di Bandara Kuala Namu Internasional Deli Serdang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai saat ini masih
menetapkan status Awasa Level IV terhadap Gunung Sinabung.
BNPB
merilis aktivitas letusan Gunung Sinabung masih tinggi hingga saat ini.
Berdasarkan data PVMBG, sejak Sabtu (4/1) hingga Jumat (10/1) telah
terjadi letusan sebanyak 254 kali. Gempa Hybrid masih mendominasi yaitu
mencapai 9.403 kali dalam seminggu terakhir. Ini mengindikasikan bahwa
pembentukan kubah lava sangat intensif. Begitu pula guguran awan panas
telah terjadi 643 kali. Diperkirakan G. Sinabung masih akan terus
meletus dalam waktu dekat.
Pada hari ini terjadi 24 letusan yang
diikuti oleh awan panas dan tinggi letusan 300-4.000 m ke arah Utara.
Luncuran awan panas sejauh 1.500-4.500 m ke arah Tenggara-Selatan.
Status level IV (Awas) dengan radius 5 km dan 7 km di sisi tenggara
harus kosong dari aktivitas penduduk.
Pengungsi saat ini 24.949
jiwa (7.785 KK) tersebar di 37 titik pengungsian. Ada 5 titik
pengungsian baru yaitu Jambur Siabang-abang (1.192 jiwa, 367 KK), Losd
Lau Gumba (507 jiwa, 175 KK), Lapangan futsal Lau Gumba (894 jiwa, 326
KK), GBKP RG Sumbul (311 jiwa, 100 KK), dan Gereja Adven Sumbul (265
jiwa, 78 KK).
Sementara itu, informasi yang diterima redaksi Waspada Online,
banyak rumah di Kecamatan Namanteran telah rata dengan tanah akibat
tertimbun debu yang disemburkan oleh erupsi Gunung Sinabung hari ini.
Kondisi
paling parah terjadi di empat desa yakni Desa Kuta Rayat, Desa Kuta
Gugung, Desa Sukanalu dan Desa Sigaranggarang. Diperkirakan ratusan
rumah di Kecamatan Naman Teran ambruk akibat timbunan hujan debu
vulkanik yang tak henti-hentinya. Warga yang masih belum sempat
mengungsi mulai panik, terutama di Desa Singgarang-garang.
Salah
seorang warga Sigarang-garang, Pak Sembiring menyebutkan terjadi hujan
lumpur tadi pagi dinihari. Hujan itu terjadi akibat debu vulkanik dari
erupsi Sinabung pada dini hari yang terkena hujan, sehingga menjadi
material lumpur yang menimpa perkampungan tersebut. "Atap rumah banyak
yang bocor dan jalanan dipenuhi lumpur," kata Pak Sembiring.
Lebih lanjut dikatakan Sembiri, jalan desa ke Kita Rayat, Kuta Gugung, Desa Sukanalu dan Desa Sigaranggarang lumpuh. |
Posting Komentar