MEDAN- Si jago merah kembali mengamuk. Tadi malam (24/9) pukul 20.00
WIB, api melalap PT Asahan Crumb Rubber 1953, di Jalan Sisingamangaraja
tak jauh dari Terminal Terpadu Amplas. Dua gudang besar berisi getah,
bahan bakar, genset, mesin, alat traktor kecil pengangkut karet di
gudang dilalap api. Kantor perusahaan pengolahan karet itu juga ikut
terbakar. Kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Pegawai dan security berusaha memadamkan, namun api dengan cepat
membesar karena gudang tersebut terdapat bahan mudah terbakar dan dengan
cepat api membakar dua gudang dan kantor.
Swandi, pemilik pabrik PT Asahan Crumb Rubber langsung datang ke
lokasi. Namun, saat dimintai keterangan, Swandi yang datang bersama
dengan keluarganya itu enggan memberikan komentar.
Informasi diperoleh wartawan koran ini, api diduga berasal dari hubungan
arus pendek di gudang. Api dengan cepat membesar dan membakar gudang.
Saat api makin besar, terdengar suara ledakan sambut menyambut dari
lokasi kebakaran tanpa henti-hentinya. Bahkan, ketinggian api terlihat
sampai radius 5 kilometer. Kepulan asap tebal sudah terlihat dari
Lapangan Merdeka Medan.
Kasmadi (57), Operator Forklift Pabrik PT Asahan Crumb Rubber,
mengaku melihat asal apinya dari dek 1, tempat penjemuran getah. “Apinya
cepat merambat ke dek 2, dek 3 dan dek 4 disertai dengan ledakan,”
katanya.
Ditanya kronologis lengkapnya, ia mengarahkan ke security perusahaan.
“Petugas Satpam yang jaga tadi itu Pak S Purba dan dia yang lebih tahu,”
sebutnya sambil memanggil S Purba.
Sementara Purba hanya memberikan keterangan persis seperti ungkapan Kasmadi.
Rinto Situmorang (22), juga pekerja di gudang, menambahkan, api
berasal dari wayar yang ada di dek 1 dan dengan cepat membesar karena
banyak minyak didalamnya. “Sempat disemprot pakai racun api tapi tak
bisa padam, malah membesar,” jelasnya.
Selain menyimpan getah, di dek 1 ada minyak, alat berat, solar dan
genset serta alat mesin pengolah. “Semua peralatan mahal di dalamnya.
Nilainya miliaran bang,” jelasnya sambil berlalu menyelamatkan
barang-barang miliknya.
Amatan Sumut Pos, kepanikan terjadi saat api semakin membesar. Warga
komplek karyawan pabrik terlihat lalu lalang berlarian menyelamatkan
diri dan barang-barang mereka. “Cepat selamatkan keluarga masing-masing.
Lihat rumah,” teriak warga yang juga pekerja kepada rekan-rekan mereka.
Mereka makin kesal karena petugas pemadam kebakaran lebih memilih
memadamkan api di daerah depan, sementara di belakang dekat perumahan
mereka masih dibiarkan. “Kalian lihat di bagian belakang sini, ada
pemukiman pekerja,” teriak seorang warga.
“Oiii…. Itu dibagian atas gudang yang satu lagi itu ada api. Cepat
kalian padamkan, jangan sampai membakar gudang yang lain,” teriak warga
lain.
Abdi (20), pekerja dalam pabrik menyebutkan, ada ratusan warga yang
juga pekerja pabrik tinggal di komplek perumahan pabrik. “Banyak pekerja
tinggal di dalam pabrik,” terangnya sambil berlalu membawa
barang-barang.
Kebakaran dimulai pukul 20.00 WIB dan api masih membesar hingga pukul
22.06 WIB. Tampak terlihat sekitar 25 mobil pemadam kebakaran dari semua
ukuran termasuk ukuran kecil turun ke lokasi memadamkan kebakaran. Tak
hanya itu, sempat hujan turun sekitar 20 menit, namun tak membantu
petugas memadamkan api.
Kepanikan tak hanya melanda warga di lingkungan pabrik. Warga yang
tinggal di Jalan Garu X ramai-ramai menyelamatkan harta benda mereka
yang masih bisa diselematkan.
Api membumbung tinggi terlihat dari jarak jauh. Seperti diutarakan Arif
(23), warga Garu VIII. “Besar kali apinya. Takutlah bang. Baru kali ini
liat kebakaran sebesar ini,” ujarnya.
Sementara itu, di saat warga sekitar kebakaran panik karena rumahnya
takut ikut terbakar, justru masyarakat yang kebetulan melintas di lokasi
menjadikan peristiwa kebakaran itu sebagai tontonan. Terlihat para
pengguna jalan yang melintas melihat tragedi kebakaran tersebut dari
dekat.
“Kalau nengok dari jarak jauh tidak sedap, nengok dari jarak dekat lebih seru,” ujar Fadli, warga kelurahan Amplas.
Hal senada diungkapkan Jhon Simaremare. “Saya ingin melihat langsung
ke lokasi kebakaran. Kalau tidak salah di dalam pabrik itu ada perumahan
karyawan berjumlah 100 rumah. Nah, dari 100 rumah karyawan itu ada satu
teman saya yang tinggal di perumahan karyawan itu. Tapi, saat ditelpon
HP tidak diangkat,” kata Jhon yang tinggal di Jalan Bajak IV Kelurahan
Harjosari II Kecamatan Medan Amplas itu.
Hal ini menyebabkan ruas jalan menjadi macet total dan menyebabkan
pemadam kebakaran kesulitan menerobos masuk ke lokasi kebakaran.
Walaupun begitu, kemacetan bisa diatasi pihak petugas satuan
lalulintas hingga mobil dinas pemadam kebakaran satu per satu bisa masuk
tanpa hambatan kemacetan.
Sedangkan di sepanjang jalan Sisingangamangaraja seputaran jembatan
layang (fly over) Amplas dipadati ratusan warga yang ingin melihat
kebakaran secara langsung dari ketinggian fly over.
Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Moch Yoris Marzuki yang tiba
dilokasi mengaku, pihaknya belum mengetahui pasti penyebab kejadian.
“Belum diketahui pasti penyebab kebakaran diduga api berasal dari dek 1.
Kerugian Trilliunan rupiah dan kita masih mengumpulkan bukti-bukti
menunggu api padam. Saksi yang dimintai keterangan baru dua orang,”
tegasnya.(
Home »
» Pabrik Karet Amplas Terbakar
Posting Komentar