Headlines News :
Home » » Naskah Jurusan IPS Bermasalah di 521 Sekolah di Sumut 6 Ribu Lbih Siswa Gagal UN

Naskah Jurusan IPS Bermasalah di 521 Sekolah di Sumut 6 Ribu Lbih Siswa Gagal UN

Written By Unknown on Selasa, 16 April 2013 | Selasa, April 16, 2013

MEDAN-Sedikitnya 6 ribu siswa di Sumatera Utara (Sumut) gagal ikut Ujian Nasional (UN) di hari pertama. Selain itu, ratusan sekolah di Sumut pun bermasalah dengan UN. Semua itu karena soal jurusan IPS yang tidak tiba di masing-masing sekolah.
Menurut data yang diterima Sumut Pos hingga pukul 23.00 WIB, tercatat 6.845 dari 161 sekolah yang menyebar di 9 kabupaten/kota gagal UN. Menariknya, ketika dikonfirmasi sekira pukul 23.30 WIB, Ketua Panitia UN Dinas Pendidikan Sumut, Yusri, menyatakan angka yang lebih tinggi dari data Sumut Pos. “Ada 521 sekolah yang tidak serentak melaksanakan UN di di Sumut,” katanya.
Artinya, dari keterangan pihak Dinas Pendidikan Sumut bisa dikatakan jumlah siswa yang gagal UN bisa jauh bertambah. Pasalnya di Sumut ada 2.144 sekolah. “Datanya belum masuk karena ada beberapa kabupaten/kota yang belum melapor,” tambah Yusri.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara, M Zein, menjelaskan ujian susulan untuk yang gagal ikut UN kemarin akan digelar pada 22 April mendatang. Dan di pastikan, semua masalah terkait soal sudah tidak ada lagi.
Dia pun memastikan bahwa tidak akan terjadi kebocoran soal dalam penundaan tersebut. Karena, untuk soal yang ditunda akan berbeda sama sekali dengan yang sudah dicetak. “Soal yang baru akan berbeda seratus persen. Karena percetakannya baru. Jadi, beda sama sekali lah,” ungkapnya.
Zein mengungkapkan, dalam penundaan UN tersebut, ada 30 Kabupaten Kota di Sumut yang tidak serentak dalam pelaksanaan UN.
eperti, Medan, Pematangsiantar, Binjai, Tebingtinggi, Tanjungbalai, Sibolga, Padangsidimpuan, Deliserdang, Langkat, Simalungun, Karo, Asahan, Labuhanbatu, Tapanuli Utara, Mandailing Natal, Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat, Samosir, Serdang Bedagai, Padanglawas, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu Selatan, Nias Utara, dan sebagainya. “Bervariasi ketidaklengkapannya. Hanya saja, rata-rata untuk jurusan IPS,” paparnya.
Di Medan, pantauan Sumut Pos, masalah terjadi di MAN 2 Model Medan dan SMAN 10 Medan. “Pastinya kecewa,karena pada saat teman-teman lain sudah selesai ujian malah kita baru mulai. Akan tetapi mau dibilang apalagi, ambil positifnya saja kan waktu belajar jadi lebih panjang,” kata Sri Rahaya Adawiyah Hasibuan siswa MAN 2 Model Medan.
Sementara di Deliserdang, sedikitnya 1.506 orang siswa berasal dari 59 sekolah harus gigit jari. “Lembar soal ujian UN yang banyak kurang itu untuk SMA jurusan IPS. Jadi, karena memang tidak ada solusinya, kita sabar saja, ikutilah UN Tahap ke-2 nanti. Bagi yang hanya kekurangan beberapa lembar, sudah ada payung hukum untuk bisa digandakan oleh pihak penyelenggara sekolah, dan pelaksanaannya diawasi tim independen serta polisi. Waktunya pun akan kita tambahkan, bagi siswa yang menunggu penggandaan soal itu,” jelas Wakil Bupati Deliserdang, Zainuddin Mars.
Di Langkat pun demikian. Tercatat 23 sekolah juga gagal UN menyusul tidak adanya berkas soal.
“Dengan jelas kita sampaikan dua puluh tiga sekolah gagal UN dan menyusul pekan depan ujiannya. Berkas soal seharusnya masuk pekan kemarin untuk seluruh sekolah, tetapi sekolah yang satu di antaranya milik pemerintah tidak kebahagian jatah sehingga tertunda dan sudah kita laporkan,” kata Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Pengajaran (Dikjar) Pemkab Langkat, Sujarno.
Samosir tidak ketinggalan. Di kabupaten ini 824 siswa jurusan IPS se-Samosir dan 192 siswa SMK Karya Jaya Pangururan, tidak mengikuti UN karena ketiadaan soal.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir Marulak Malau membenarkan bahwa pelaksanaan UN di Kabupaten Samosir mengalami kendala dalam hal distribusi soal yang tidak kunjung tiba di kabupaten Samosir dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara.
“Untuk SMA Program IPA dan SMK tidak ada kendala yang ditemukan dan semua lancar saja, serta soal sudah terdistribusi 100 persen di seluruh sekolah di Kabupaten Samosir. Kecuali SMK Karya Jaya dengan jumlah siswa sebanyak 192 siswa yang terdiri dari jurusan akutansi dan administrasi Perkantoran yang tidak mengikuti UN karena lembaran soal yang belum tiba,” jelas Marulak didampingi staf Diknas Samsoir Sardo Sirumapea.
Gagal UN, Nongkrong Warung
Di Labuhanbatu, ribuan peserta UN SMA, SMK dan MA baik swasta dan negeri tak mampu menutupi rasa kecewanya. Amatan Sumut Pos sekitar pukul 08.40 WIB disalahsatu warung yang selama ini dijadikan sebagai bengkel sepeda motor tepatnya dipersimpangan Jalan Binaraga-Menara Rantauprapat, Kecamatan Rantau Utara, puluhan pelajar yang mengaku dari SMAN 2 sedang berdiri-diri tanpa aktivitas.
Saat ditanya, mereka mengaku disarankan pulang oleh pihak sekolah karena ketiadaan soal IPS. Namun saat ingin diabadikan, puluhan pelajar berlarian. “Gak ada soalnya katanya. Mungkin daripada kami mengganggu di sekolah, lebih baik kami disuruh pulang saja. Entah bagaimana negara kita ini pun,” aku pelajar yang semuanya lelaki tersebut.
Hal sama terjadi di SMAN1 Kecamatan Rantau Selatan. Namun berbeda, dari pada menjadi perhatian, pelajar tetap disarankan berada di ruang ujian namun disarankan jangan ribut agar tidak mengganggu rekannya yang mengikuti ujian negara. Saat ingin diwawancarai, pelajar seperti diarahkan menjawab. “Maaf bang kami tidak boleh berbicara,” ujar seorang siswa yang akhirnya ikut pulang dengan pelajarnya lainnya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Labuhanbatu Drs H Iskandar MPd menerangkan jika sekolah sebagian kurang naskah boleh memfotokopi sepanjang disaksikan tim independen dan Polri. “Untuk Labuhanbatu, ada sebanyak 1149 siswa SMA kelompok IPS yang tidak ikut UN, sedangkan MA kelompok IPS sebanyak 250 orang serta kelompok Agama 19 orang, mereka semua akan ikut UN susulan,” terangnya.
Kasus di Sumut ini langsung menjadi perhatian pemerintah Pusat. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah memastikan ribuan siswa di wilayah Sumut yang tidak bisa ikut UNdi hari pertama, bisa ikut UN susulan. Hanya saja, Mendikbud M Nuh belum memutuskan kapan UN susulan digelar.
“Nanti saya cek. Tapi kalau sekarang misalkan dia tidak menerima soal, yang jelas masih ada kesempatan ujian susulan nanti. Saya akan cek ke panitianya kenapa ada yang tidak dapat soal,” ujar Mendikbud M Nuh di sela acar sidak pelaksanaan UN hari pertama di sejumlah sekolah di Jakarta, kemarin (15/4).
Ditegaskan menteri asal Jatim itu, apa pun yang terjadi, jangan sampai ada siswa yang dirugikan. Karenanya, UN susulan menjadi solusinya. Kemdikbud sendiri, lanjut dia, akan segera melakukan penelisikan, siapa yang sebenarnya bersalah dalam kasus kekacauan distribusi naskah UN ini. “Semua akan kita record, di mana letak kekurangannya. Apakah di percetakan atau di panitianya,” kata Nuh.
Namun dikatakan, mestinya pihak perusahaan rekanan yang mencetak naskah soal UN, mengecak jumlah naskah soal, termasuk lembar jawaban, sebelum didistribusikan. “Karena yang mencetak itu kan percetakan,” cetusnya.
Pihak percetakan sendiri, kata Nuh, sebenarnya juga ada petugas pengawas yang mengecek setiap amplop. “Saya belum tahu apakah ada amplopnya saja, atau amplop ada tapi tidak ada isinya (naskah soal, red),” pungkas Nuh.(ram /btr/mag-8/jie/mag-20/jok/sam/smg)
Share this post :

Posting Komentar

 
Support :Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BINGKAI SUMUT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger